"No!" Engineer


Engineer yang satu ini adalah seseorang yang paling terlihat sepertinya sangat sibuk namun sebenarnya ia tidak menghasilkan apa-apa. Ia berpolitik di tempat kerjanya. Selalu berusaha mempertahankan kondisi status quo. Hadir di setiap pertemuan, banyak berbicara bahkan terkadang mendominasi pembicaraan namun ketika mendapat bagian yang menjadi tugasnya, ia selalu menghindarinya dengan mengatakan "saya sudah terlampau sibuk". Setiap ada usulan perbaikan kepadanya selalu meresponnya dengan kalimat pertama yang dilontarkannya adalah "Tidak bisa!" Walaupun ia berusaha menerimanya dengan mengatakan "Ya" namun selalu dilanjutkan dengan kata berikutnya "Tetapi..."

Ia selalu mencari celah dengan beralasan bahwa usulan-usulan perbaikan tersebut tidak dapat diaplikasikan di tempat kerjanya. Respon yang paling buruk adalah ketika ia mengatakan  "Hmnn... Itu bagus di tempat lain tetapi tidak bisa diterapkan di tempat saya". Misalnya 5R itu hanya bisa diterapkan di Pabrik bukan untuk di Kantor. Berikutnya ketika diberikan contoh yang baik mengenai 5R di Kantor, ia mengatakan itu cocok di kontor A bukan di kantor saya. Ketika diberikan contoh kantor yang serupa dengan kantornya, ia mengatakan itu bisa karena di kota A bukan di kota ini. Selalu ada 1001 cara untuk dipertentangkan. Banyak berdebat namun tidak ada hasilnya. Hanya membuang-buang waktu berdiskusi dengannya. Hal yang lainnya ketika ia tersudutkan, ia cenderung menyalahkan keadaan di sekelilingnya, mencari pembenaran dari keadaannya. Ia berada di zona nyaman, enggan untuk berubah. Engineer seperti ini saya menyebutnya sebagai "No!" Engineer.
 
Rekan kerjanya atau bawahannya apabila setelah berhadapan dengannya menjadi kesal, murung, tidak bersemangat, tertekan, merasa tidak mendapatkan solusi atau pencerahan dari pertemuan tersebut. Di setiap permasalahan yang dibahas, ia selalu berasumsi dan cepat menyimpulkan tanpa didukung dengan data dan fakta yang ada di shopfloor. Memberikan perintah perintah baru sebelum mendengarkan, mencari tahu apa penyebabnya? Bawahan tidak mendapatkan keputusan darinya, justru ia mendapatkan pekerjaan tambahan lainnya. Engineer ini disebut juga sebagai Energy Taker.

Sebaliknya disebut sebagai Energy Giver, ketika orang lain atau bawahannya setelah berhadapan dengannya merasa mendapatkan solusi dari permasalahannya di pekerjaannya. Orang-orang di sekelilingnya menjadi bersemangat, antusias berada di kelompok kerjanya. Hal ini merupakan bagian dari sikap seorang The Real Shopfloor Engineer atau KAIZEN Engineer.

“Without accepting the fact that everything changes, we cannot find perfect composure. But unfortunately, although it is true, it is difficult for us to accept it. Because we cannot accept the truth of transience, we suffer”
Shunryu Suzuki